Militer.id – Batalyon Infanteri 8 Marinir atau Yonif 8 Marinir adalah penjaga benteng NKRI terkuat Ujung Barat Laut Indonesia. Lebih tepatnya berada d Plabung Lampung. Supaya bisa mengenal lebih dekat Yonif satu ini maka simak penjelasannya dibawah ini.
Seputar Batalyon Infanteri 8
Batalyon Infanteri 8 atau Yonif 8 Marinir adalah satuan pasukan marinir TNI AL pelaksana Brigade Infanteri 3/Marinir di Piabung Lampung. Batalyon Infanteri 8 Marinir dibentuk pada tanggal 13 Februari 2004 berdasarkan keputusan Kasal Nomor: Kep/03/II/2004.
Berdasarkan pengembangan kekuatan pertahanan negara, Yonif ini dipindah ke Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pemindahan markas ini diharapkan sebagai benteng terkuat Marinir di ujung barat Indonesia.
Markas di Pangkalan Brandan dipilih karena memiliki lokasi yang strategis. Lokasi ini terletak di jalan lintas timur Medan-Aceh. Dari pusat Kota Medan berjarak sekitar 80 km dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam, sedangkan jarak ke Provinsi Nangroe Aceh Darusalam sekitar 20 km dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit.
Selain akses darat yang strategis, Batalyon Infanteri 8 MarinirMarinir juga memiliki akses jalur laut melalui 3 titik. Titik pertama melalui sungai Babalan di samping markas, titik akses jalur laut kedua melalui dermaga Pertamina Pangkalan Brandan dan titik ke tiga melalui Dermaga Pangkalan Susu yang langsung menuju Selat Malaka.
Baca Juga : MENGENAL YONIF 114, BATALYON INFANTERI RAIDER KHUSUS TNI AD
Kekuatan Yonif 8 Marinir
Satuan ini memiliki kekuatan 1 Kompi Markas dan 3 Kompi Senapan. Kekuatan satuan BKO Kavaleri 5 unit Tank PT-76, Artileri 2 pucuk HOW 105, 6 unit BTR 50, 2 pucuk Meriam.
Tidak hanya jumlah pasukan dan alutsista, Yonif 8 Marinir juga terus mengasah kekuatan melalui latihan tempur. Pada tahun 2019, pasukan ini melakukan penyerangan ke pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat. Penyerangan ini bertujuan melakukan penyergapan dan penghancuran tempat-tempat strategis atau radar instalasi musuh.
Latihan yang dipimpin langsung oleh Komandan Batalyon Infanteri 8 Marinirini melibatkan 150 pasukan. Operasi Ampibi ini merupakan latihan rutin untuk mengasah naluri tempur baik fisik, mental dan profesionalisme prajurit. Latihan ini juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknis, taktis dan kerja sama prajurit pleton 1, pleton 2 dan pleton 3 Yonif 8 Marinir.
Selain latihan di medan tempur, prajurit Batalyon Infanteri 8 Marinir juga diberi pelatihan berbagai materi yang sangat berguna untuk meningkatkan skill tempurnya. Materi yang berikan meliputi materi hukum seperti hukum HAM, KUHP, KUHAP, materi kepabeanan (bea cukai), materi keimigrasian, dan SOP pemeriksaan dan penanganan pelintas batas illegal. Materi terakhir ini meliputi illegal logging, illegal mining, peredaran narkoba dan hukum trafficking.
Selain materi di atas, prajurit Batalyon Infanteri 8 Marinir juga memperoleh materi territorial berupa ekologi kepulauan, praktik perkebunan, pembinaan ketahanan wilayah dan lima kemampuan territorial. Dan tidak kalah penting, materi intelijen dan tempur juga diberikan. Materi intelijen berupa penjajakan fisik, wawancara, penggambaran, pengamatan, pengembangan sistem pengamanan dan pelaporan Bapul. Sedangkan materi tempur berupa latihan menembak tepat, teknik pemeriksaan darat dan sungai, navigasi darat, survival, pertolongan pertama, pengendali heli dan teknik Sanjak.
Semua materi tersebut baik yang bersifat teori dan praktik harus dikuasai oleh prajurit Yonif 8 Marinir. Hal ini berguna untuk meningkatkan kemampuan prajurit ketika terjun di medan pertempuran.