Militer.ID – Gelar pahlawan nasional Indonesia atau anumerta merupakan gelar yang diberikan oleh pemerintahan Indonesia sebagai penghargaan atas jasa yang luar biasa untuk kepentingan bangsa dan negara.
Gelar pahlawan nasional diberikan dengan beberapa kriteria, yaitu Warga Negara Indonesia yang telah meninggal dunia dan semasa hidupnya pernah memimpin dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, sepanjang hidupnya mengabdi dan berjuang untuk negaranya, melakukan perjuangan dengan jangkauan luas serta berdampak nasional, memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, tidak menyerah pada musuh dalam perjuangannya, dan juga tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangan semasa hidupnya.
Telah tercatat ada 157 orang laki-laki dan 12 orang wanita yang mendapatkan gelar pahlawan nasional Indonesia. Ada banyak pahlawan nasional yang namanya telah dikenal oleh masyarakat luas, namun ada juga beberapa pahlawan nasional yang namanya belum dikenal oleh masyarakat. Salah satunya adalah DR. Adnan Kapau Gani atau biasa disingkat dengan A.K. Gani.
Pilihan Editor :
- Laksamana Keumalahayati Sosok Wanita Pemimpin Angkatan Perang
- Maimun Saleh Pilot Pesawat Tempur Pertama Asal Aceh
Meskipun Gani seorang dokter, beliau memiliki aneka bakat serta memiliki jiwa aktivis yang begitu kuat. Selama masa revolusi fisik tahun 1945-1949 Gani memperoleh kekuasaan politik dan mendapatkan tugas di kemiliteran.
Dr. A.K. Gani lahir pada tanggal 16 September 1905 di Palembayan, Agam Sumatra Barat, Hindia Belanda. Dan wafat pada tanggal 23 Desember 1968 di Palembang Sumatra Selatan, Indonesia. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang.
Semasa remaja, Gani merupakan pemuda yang aktif pada organisasi sosial dan kegiatan politik. Salah satu kegiatan politik yang pernah diikuti adalah ketika ia bergabung pada Partai Partindo tahun 1931.
Setelah Gani menyelesaikan pendidikannya di ELS, Gani melanjutkan pendidikan di sekolah kedokteran STOVIA, Jakarta. Namun, pada tahun 1927 sekolah kedokteran tersebut ditutup, sehingga Gani melanjutkan sekolahnya di Algemeene Middelbare School (AMS) (Setingkat SMA jaman Belanda). Setelah lulus dari AMS, Gani melanjutkan kuliah di Geneeskundige Hoge School (GHS). Gani memperoleh gelar dokter pada tahun 1940.
Setelah mendapatkan gelar dokter, Gani praktek sebagai dokter di Palembang. Namun kekuatan jiwa aktivis dan nasionalisme yang dimiliki Gani, membuat dirinya memutuskan untuk kembali lagi pada pergerakan politik. Pada tahun 1942, ketika Jepang mulai menjajah Indonesia, Gani ditahan oleh polisi militer Jepang (Kampetai) dan mendapat siksaan selama kurang lebih 13 bulan. Hal itu terjadi karena, semangatnya yang begitu kuat untuk aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Selatan. Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, bung Karno dan Hatta memandang Gani sebagai tokoh sentral di Sumatra Selatan.
Setelah berakhirnya masa penjajahan Jepang, Gani ikut serta di beberapa organisasi dan lembaga yang mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Gani memiliki peran sebagai Ketua Badan Kebaktian Rakyat Palembang dan Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Daerah Palembang.
A.K.Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi di Palembang.
Setelah masa proklamasi, A.K.Gani diberi mandat menjadi kepala pemerintahan Indonesia untuk keresidenan Palembang Sumatera Barat, dan dirinya berhasil menyusun badan-badan pemerintahan RI di seluruh Sumatra Selatan dalam waktu singkat.
Pada kegiatan politik, selain Gani aktif pada kegiatan Partindo, Gani juga yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di Palembang. Dan terpilih menjadi ketua umum PNI pada tahun 1947. Akan tetapi, Gani memiliki kendala untuk tidak bisa meninggalkan Palembang untuk memimpin PNI di Yogyakarta, sehingga Gani akhirnya hanya menjadi ketua PNI Sumatra Selatan.
Pada dunia militer, Gani pernah menjadi koordinator Badan Keamanan Rakyat (BKR) Sumatera Selatan dan BKR ini merupakan awal mula lahirnya Tentara Nasional Indonesia. Selain menjad koordinator BKR, ia juga pernah menjabat sebagai gubernur muda dan gubernur militer Sumatera Selatan.
A.K.Gani menerima gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 2007, yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah wafat, untuk mengenang jasanya, nama Gani diabadikan sebagai nama rumah sakit Kasdam II/Sriwijaya: RS Dokter AK Gani dan beberapa ruas jalan di Indonesia.