Militer.ID
  • 🏠 Beranda
  • ✈ Alutsista
  • ⚓ Kesatuan
  • ★ Pothan
  • ♥ Inspirasi
  • ✍ Sejarah
  • ⚔ Operasi
No Result
View All Result
Download
Militer.ID
  • 🏠 Beranda
  • ✈ Alutsista
  • ⚓ Kesatuan
  • ★ Pothan
  • ♥ Inspirasi
  • ✍ Sejarah
  • ⚔ Operasi
No Result
View All Result
Militer.ID
No Result
View All Result

Laksamana Keumalahayati : Sosok Wanita Pemimpin Angkatan Perang

Windi Saras by Windi Saras
Maret 4, 2023
in Inspirasi
0
Laksamana Wanita Kumalahayati

Laksamana Wanita Kumalahayati

Share on FacebookShare on Twitter

Militer.ID – Keumalahayati atau lebih dikenal Malahayati adalah seorang wanita Aceh yang sangat dikenal dunia. Akan tetapi di Indonesia namanya tak seterkenal Cut Nyak  Dien atau Cut Meutia. Walaupun Malahayati sebenarnya adalah wanita pertama yang membuktikan emansipasi wanita dengan menjadi seorang Laksamana Angkatan Laut wanita pertama di zaman pelayaran modern, namun dirinya tak sepopuler ibu Kartini yang sampai memiliki hari peringatan disetiap tanggal 21 April.

Malahayati hidup pada masa kerajaan Aceh Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Alaiddin Ali Riayat Syah IV, yang memerintah sekitar  tahun 1589-1604M. Ia lahir dari keluarga bangsawan, ayah dan kakeknya pernah menjadi seorang Laksamana Angkatan Laut. Walaupun Malahayati seorang wanita, dirinya berkeinginan untuk menjadi seorang pelaut yang gagah berani seperti ayah dan kakeknya.

You might also like

Pensiun tni

Apa Saja Hak Pensiunan TNI? Berikut Ulasannya

Maret 27, 2023
Landasan Udara Sejarah Atang Sendjaja

Mengenang Putra AURI Atang Sendjaja Sang Perakit Helikopter Mi-6

Maret 19, 2023

Pilihan Editor :

  • Pertempuran Ambarawa Langkah Awal Jenderal Soedirman
  • Mengenal Pesawat Cukiu Sejarah Alutsista TNI Angkatan Udara

Laksanama Keumalahayati

Untuk mewujudkan cita-citanya, Malahayati mendaftarkan diri pada penerimaan calon taruna di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Atas kecerdasan yang dimiliki oleh Malahayati, anak dari Laksamana Muhammad Said Syah ini diterima sebagai siswa taruna akademi militer Baitul Maqdis. Malahayati menjadi seorang taruna wanita yang memiliki prestasi gemilang. Dengan prestasinya tersebut ia dapat memilih jurusan yang diinginkan.  Karena Malahayati ingin menjadi seorang pelaut, sehingga ia memilih jurusan Angkatan Laut.

Setelah lulus dari pendidikan Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis, Keumala  akhirnya menikah dengan seorang perwira laut  yang lebih senior dari dirinya.

Suaminya gugur lebih dulu pada saat melawan Portugis di Palagan Selat Malaka. Namun sayangnya  Kisah suami Malahayati tak terlalu terungkap pada beberapa manuskrip.

Setelah suaminya gugur, Malahayati ingin membentuk armada perang, yang prajuritnya terdiri dari para janda, yang suaminya adalah pejuang Aceh yang telah gugur pada pertempuran di Selat Malaka.

Setelah mengajukan permohonan kepada raja Aceh, Sultan Al-Mukammil, keinginan Keumalahayati untuk membentuk armada perang dapat diwujudkan dan Malahayati diangkat menjadi seorang panglima Armada Inong Balee (Armada Perempuan Janda).

Pertempuran  yang pertama kali dipimpin oleh Keumalahayati adalah pertempuran melawan Portugis di perairan Selat Malaka.

Pasukan Inong Balee yang bermarkas di Teluk Lamreh Krueng Raya memiliki seratus lebih kapal perang , dengan pasukan yang encapai hingga 2000 pasukan. Dengan pasukan yang banyak itu, membuat armada asing menjadi  gentar untuk melintasi Selat Malaka.

Aceh memiliki komoditas ekonomi yang dihasilkan oleh bumi dan laut Aceh sangat melimpah ruah, hal tersebut menjadikan Aceh  digemari oleh  bangsa barat seperti Belanda, Portugis, dan Inggris. Aceh membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan mereka. Akan tetapi bangsa barat tak mengindahkan kerjasama tersebut. Mereka sangat rakus dan ingin menguasai komoditas yang bukan menjadi hak mereka, dengan mengupayakan berbagai cara, mulai dari trik yang halus, seperti membuat perjanjian dagang, hingga cara kasar sampai dengan menyerang Aceh.

Pada tanggal 21 Juni 1599, dua bersaudara Cornelis De Houtman dan Frederick De Houtman  menjadi saudagar Belanda pertama yang tiba di Indonesia, tepatnya di Aceh. Dengan menggunakan kapal De Leeuw dan De Leeuwin. Keduanya mendapat sambutan baik dari Sultan di Istana. Mereka berdua berhasil memikat Sultan, sehingga Sultan memberi izin untuk melakukan perdagangan dengan Aceh dan membuka kantor dagang di Aceh.

Dengan kerjasama tersebut, Aceh memanfaatkan untuk menyewa kapal Belanda yang akan digunakan ke Johor untuk mengangkut pasukan. Akan tetapi pada saat kapal tersebut ingin digunakan, pihak Belanda mengingkari janjinya tersebut dan kapten kapal J. Van Hamskerek melarang pasukan Aceh untuk naik ke atas kapal. Ketika Belanda terlihat menembaki beberapa pembesar Aceh, hal itu membuat sebagian pasukan Aceh yang telah berada di atas kapal marah.

Pertempuran tersebut dilaporkan kepada Sultan dan didengar oleh Keumalahayati.  Pada saat itu juga Malahayati memberikan komando  agar pasukannya berkumpul dan mengepung kantor perwakilan dagang Belanda.

Dalam waktu singkat, pasukan Belanda menyerah dan sebagian besar pasukan Belanda tewas di tangan anak buah Keumalahayati.

Pada pertempuran itu, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis De Houtman dan beberapa anak buahnya.  Dan saudaranya, Frederick De Houtman berhasil ditawan selama dua tahun dan kemudian dijebloskan ketahanan kerajaan Aceh.

Setelah pertempuran tersebut, Belanda tak juga kapok dan mengirimkan pasukannya ke Malaka, yang dikomandoi oleh Paulus Van Caerden.  Belanda berulah lagi, dengan menjarah dan menenggelamkan kapal-kapal yang penuh dengan rempah-rempah di pantai Aceh. Pada bulan Juni 1601, Malahayati berhasil menangkap Laksamana Belanda, Jacob Van Neck yang sedang berlayar di pantai Aceh.

Perjuangan Keumalahayati, sampai ke telinga penguasa Inggris, Ratu Elizabeth I. Utusan Inggris pun datang ke Aceh dan disambut baik oleh Sultan. Pada saat itu Inggris sedang bermusuhan dengan Portugis.

Pada bulan Juni 1606, Keumalahayati memimpin pasukan Aceh pada saat menghadapi Armada Portugis yang menyerbu Kreung Raya Aceh.

KRI Malahayati

Dengan keberaniannya sebagai seorang wanita, Keumalahayati diakui kehebatannya dalam memimpin angkatan perang oleh negara Eropa, Arab, Cina, dan India.

Namanya juga melekat pada kapal perang TNI Angakatan Laut, KRI Malahayati.

Tags: BiografiSejarahTokoh Militer
Windi Saras

Windi Saras

Content Writer | Teacher | Menikmati hidup dengan mencicipi aneka kuliner dan menjelajah untuk melihat kebesaran-Nya..

Related Stories

Pensiun tni

Apa Saja Hak Pensiunan TNI? Berikut Ulasannya

by Restia Ningrum
Maret 27, 2023
1

Militer.ID – Tahukah Anda tentang kehidupan pensiunan TNI? Untuk membahasnya, alangkah baiknya untuk memahami beberapa hal terlebih dahulu. TNI atau...

Landasan Udara Sejarah Atang Sendjaja

Mengenang Putra AURI Atang Sendjaja Sang Perakit Helikopter Mi-6

by Nvtnila
Maret 19, 2023
0

Militer.ID - Lanud Atang Sendjaya merupakan pangkalan udara Militer type A yang terletak di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lanud ini...

Gagal Tes Pantukhir TNI Tamtama Bintara Perwira

Gagal Tes Pantukhir, 3 Hal Ini Dapat Membuat Hidupmu Lebih Baik

by Ichsan Pratama
Maret 14, 2023
0

Militer.ID - Memiliki keinginan untuk mengabdikan jiwa dan raga demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan mimpi jutaan...

Mayor Inf Eka Wira Darmawan The King of Sparko

Spartan Komando (Sparko) : Komunitas Olahraga Karya Prajurit Kopassus

by Ichsan Pratama
Maret 13, 2023
2

Militer.ID - Terinspirasi oleh para prajurit Sparta yang bertubuh bugar dan juga kekar (six pack) yang dikisahkan dalam film 300...

Next Post
Rekrutmen TNI

Rekrutmen TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

  • Tentang
  • Privasi
  • Redaksi
  • Disclaimer

© 2022 Militer.ID - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • 🏠 Beranda
  • ✈ Alutsista
  • ⚓ Kesatuan
  • ★ Pothan
  • ♥ Inspirasi
  • ✍ Sejarah
  • ⚔ Operasi

© 2022 Militer.ID - All Rights Reserved.

Go to mobile version