Militer.id – Kepala staf TNI Angkatan Udara ke 2 yang menjabat mulai dari tahun 1962 sampai 1965 bernama Omar Dhani. Beliau merupakan salah satu panglima TNI yang mampu membuat Angkatan Udara pada saat itu berjaya, berkat jasanya. Omar adalah putra dari KRT Reksonegoro. KRT Reksonegoro ini adalah Asisten Wedana Gondangwinangun.
Omar lahir di Solo Jawa Tengah tetapi ia besar di beberapa kota seperti Klaten, Yogyakarta dan juga Surakarta. Ia lahir di keluarga ningrat yang terpelajar dan yang pada akhirnya mendidik dirinya menjadi seseorang yang penuh rasa tanggung jawab dan bermartabat. Baru di tahun 1950an beliau menjadi salah satu anggota TNI tepatnya di Angkatan Udara.
Sayangnya, nama Omar selalu dihubungkan dengan peristiwa G30s dan dianggap sebagai salah satu orang yang terlibat di dalamnya. apalagi lubang buaya tempat pembuangan korban G30s lokasinya berdekatan dengan Pangkalan Udara Halim Perdanakusumah. Seakan-akan, Omarlah yang harus bertanggung jawab pada peristiwa itu. Nyatanya, orang yang memerintahkan untuk menculik para korban adalah Letnan Kolonel Angkatan Darat yaitu Untung Samsuri.
Baca Juga : SARWO EDHIE WIBOWO : PEMIMPIN OPERASI PEMBUNUHAN MASSAL PKI
Omar Dhani Menjadi Panglima Terkuat di Belahan Dunia Selatan
Omar berjasa dalam membangkitkan kembali AURI dan membuatnya berjaya ketika ia menjadi pemimpin di dalamnya. Bahkan pada saat itu AURI menjadi armada yang paling kuat di wilayah Asia Tenggara. Indonesia harus menghadapi militer Belanda di Irian Barat saat itu. Dan Indonesia kesulitan untuk memperoleh armada udara seperti yang dimiliki oleh AS. Namun, menjelang operasi pembebasan yang dilakukan di Irian Barat kala itu, AURI berhasil memperoleh beberapa pesawat MIG-21, pesawat angkut Antonov, pesawat Ilyushin-28, tiga satuan lengkap pertahanan udara beserta roket dengan radarnya.
AURI juga pernah mendapatkan 20 buah pesawat angkut dan pembom, dan 50 buah pesawat pemburu jet. Dan para awak tempur yang berasal dari Indonesia saat itu dilatih secara khusus di Negara Mesir dan Cekoslovakia. Pesawat pembom yang diperoleh Indonesia merupakan jenis pesawat jarak jauh yang disebut dengan Tupolev TU-16. Kini, armada tersebut disimpan di pangkalan udara Maospati Magetan.
Selain itu, kejayaan AURI lainnya dalam perbekalan persenjataan armada udara yang diperoleh Indonesia diantaranya yaitu 40 pesawat pembom jenis Ilyushin Il-20, beberapa MIG-20, 60 pesawat pemburu MiG-15 dan MiG-17, ditambah dengan pembom jarak jauh Tupolev TU-16.
Peralatan tempur yang canggih itu dipasok dari negara komunis yaitu Uni Soviet. Dan hal itu menjadikan armada udara di Indonesia semakin kuat. Baik kualitas atau jumlahnya terus meningkat, dengan bantuan persenjataan dari Rusia. Itulah beberapa hal yang membuat masa kepemimpinan Omar Dhani di AURI sangat berjaya.
Perjalanan Omar Dhani dalam Menjadi TNI
Awalnya profesi yang beliau jalankan ini berubah-ubah. Mulai dari menjadi anggota dari BKR atau Badan Keamanan Rakyat, informan untuk MBT atau Markas Besar Tentara, penyiar RRI, dan sebagainya. Setelah profesi yang berubah-ubah itu akhirnya ia diterima tes menjadi TNI AU sampai belajar ke California.
Jabatannya terus meningkat, dimulai dari menjadi co-pilot pesawat angkut Dakota di Pangkalan Udara Cililitan (Halim Perdanakusumah), captain pilot dengan pangkat letnan dua, komandan skadron 2 di daerah Cililitan, dan sebagainya.
Omar Dhani menjadi salah seorang jendral di TNI AU yang karirnya terbilang melesat dalam waktu cepat. Di masa kejayaannya, ia sangat dekat dengan Presiden Soekarno saat itu. Namun sepeninggal Soekarno, namanya mulai menghilang. Terutama di zaman orde baru nama baiknya mulai ditiadakan.