Mengenal Tugas Pasukan Elit Denjaka – Detasemen Jala Mengkara

Militer.id – Tentara Nasional Indonesia sebagai garda terdepan dalam pertahanan dan keamanan negara memiliki tiga matra: Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan memiliki tupoksi masing-masing.

Sebagai benteng pertahanan terdepan anggota TNI memiliki keterampilan dan keunggulan yang tidak main-main baik sebagai individu ataupun dalam kelompok. Salah satu strategi yang dilakukan dalam usaha pertahanan dan keamanan negara TNI membentuk tim khusus di setiap bagian. Salah satunya adalah DENJAKA atau Detasemen Jala Mengkara.

Mengenal Pasukan Elit Denjaka

Sejumlah prajurit pasukan khusus Intai Amfibi (Taifib) dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka) Korps Marinir TNI AL melakukan defile disela-sela upacara peringatan HUT Ke-69 Korps Marinir di lapangan tembak Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Jatim, Senin (17/11). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/Koz/mes/14.

Detasemen Jala Mengkara atau dikenal dengan sebutan DENJAKA merupakan pasukan khusus gabungan Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia.

Anggota Denjaka adalah gabungan dari dua pasukan besar yang dimiliki TNI AL Indonesia yaitu Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Batalyon Intai Amfibi (TAIFIB). DENJAKA dibentuk atas dasar instruksi Panglima TNI yang ditujukan kepada Komandan Korps Marinir pada tanggal 13 November 1984.

Denjaka merupakan satu dari enam pasukan elit yang dibentuk oleh TNI. Denjaka berkedudukan langsung dibawah Dankormar dan sebagai pelaksana utama dari Panglima TNI. Dua kedudukan tersebut menjadikan Denjaka memiliki tugas khusus yang berbeda.

Tugas Utama dari Denjaka

Anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) membebaskan para sandera yang ditahan teroris di objek vital PLTU Suralaya saat Latihan Kesiapsiagaan TNI AL di Kawasan Suralaya, Cilegon, Banten, Kamis (28/3/2019). ANTARA FOTO/Dziki Oktomauliyadi/af/foc.

Dalam posisinya sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir, tugas Denjaka adalah membina kekuatan dan kemampuan satuan Detasemen Jala Mangkara.

Sedangkan posisinya sebagai pelaksana utama Panglima TNI, Denjaka memiliki tugas sebagai anti teror meliputi anti-bajak kapal laut, anti-bajak pesawat udara, segala bentuk teror dalam aspek laut/udara/darat, perang kota/hutan/pantai/laut sabotase, serta sebagai intelijen dan kontra intelijen.

Baca Juga : MENGENAL SATUAN BRAVO 90: PASUKAN ELIT TNI AU

Tugas yang tidak mudah tentu dibutuhkan kemampuan individu anggota yang mumpuni. Seorang calon anggota Denjaka melakukan Pendidikan di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan dan harus menempuh Pendidikan Penanggulangan Teror Aspek Laut (PTAL).

Pendidikannya berlangsung selama 6 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, anggota Denjaka akan dibekali materi tentang Teknik dan taktik anti-teror dan anti-sabotase, intelijen, dasar-dasar spesialisasi, komando kelautan, dan keparahan lanjutan.

Pendidikan yang serius membentuk pribadi individu anggota Denjaka memiliki keterampilan dan kemampuan yang mumpuni serta mampu menjalankan tugasnya. Keberhasilan pasukan khusus ini pun sudah terbukti dalam beberapa masalah yang pernah dihadapi Indonesia.

Keberhasilan dan Kisah Heroik Denjaka

Anggota Basarnas membawa satu dari dua jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 dari heli SeaHawk USS Sampson milik US Navy di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu (4/1). ANTARA FOTO/Suryanto/ed/mes/15.

Salah satu keberhasilan dalam tugas Denjaka yang sudah dilakukan adalah saat evakuasi korban pesawat AirAsia QZ-8501 pada tahun 2015. Kisah heroik seorang prajurit TNI anggota Denjaka mendapatkan penghargaan dan menunjukkan kerja keras luar biasa yang dilakukan oleh Denjaka dalam menjalankan tugasnya.

Bahkan, aksi heroik salah satu anggota Denjaka tersebut mendapatkan tanggapan dari Greg Adams, Lieutenant Commander US Navy yang menganggap bahwa pasukan penyelam elite TNI AL melakukan sesuatu hal yang “gila”.

Di tengah perairan yang ekstrem, tinggi gelombang dan cuaca yang tidak menentu, serta jarak pandang yang terlalu dekat, tak menjadi halangan bagi para anggota Denjaka dalam menjalankan tugas.

Kisah heroik lainnya adalah keberhasilan Denjaka beserta satuan khusus lainnya dalam pembebasan sandera dan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak di perairan Somalia pada tahun 2011.

Kapal MV Sinar Kudus membawa 20 anak buah kapal serta 8.911 ton feronikel yang akan dikirimkan ke Eropa daerah Rotterdam, Belanda dibajak di Perairan Somalia.

Pemerintah RI mengambil beberapa opsi negosiasi dan juga pembebasan dan diputuskan membentuk Satgas Merah Putih. Satgas Merah Putih melakukan tindakan operasi militer dan pengejaran hingga sampai ke garis pantai Somalia sampai para sandera berhasil dibebaskan.

Itulah penjelasan tentang Pasukan Elit TNI, Denjaka mulai dari sejarah, tugas, hingga kisah-kisah heroik keberhasilannya dalam menumpas kejahatan maupun upaya penyelamatan. Dengan berbagai wibawa dan kisah heroik yang dimiliki, sudah sepantasnya jika kita merasa bangga atas pasukan ini.

Exit mobile version