Militer.ID – Satuan Bravo 90 (Satbravo 90) merupakan satuan pelaksana operasi khusus Korps Paskhas. Sebelumnya, satuan Bravo 90 memiliki nama Detasemen Bravo 90 (Denbravo 90) sebelum dirubah menjadi Satuan Bravo 90. Pasukan ini juga sering di sebut Special Forces of Indonesian Force (SFoIDAF). Pemilihan anggota dari pasukan ini juga tidak sembarangan. Para anggota yang tergabung di pasukan ini merupakan anggota-anggota pilihan dari lingkungan Korps Paskhas TNI AU.
Sejarah pembentukan Satuan Bravo 90 ini tercipta di bawah kepemimpinan Marsma TNI Maman Suparman, yang merupakan Komandan Puspaskhas periode tahun 1990. Pembentukan Detasemen Bravo 90 kala itu muncul dari beberapa penggas ide, termasuk didalamnya adalah Marsdya TNI (Purn.) Budhy Santoso dan Kolonel Psk (Purn.) Wahyu Widjojo. Dibentuknya Detasemen Bravo di dasari konsep pemikiran resultantif mengenai majunya Iptek dan teori, data atau sejarah serta nilai atau konstruktifisme.
Satuan Bravo 90 memiliki motto yang berbunyi “Catya Wihikan Awacyama Kapala” motto ini memiliki arti “Setia, Terampil, Berhasil“. Pembentukan pasukan ini di mulai pada tanggal 16 September 1990. Dimana pada awal pembentukan pasukan ini, Satuan Bravo memiliki 1 perwira, 3 bintara 34 prajurit , 30 tamtama. Dalam menjalankan operasinya, Satuan Bravo 90 dapat beroprasi secara individu.
Banyak latihan yang mereka lakukan untuk memperkuat kemampuan antiteror dengan mengikuti beberapa latihan seperti; latihan infiltrasi laut yang bertujuan untuk penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan Under Water Demolition (UDT) yang di lakukan di sarana latihan Kopsaka, sampai latihan penjinakan bom yang di lakukan di Pusdikzi Gegana Polri. Arti dari nama Satuan Bravo 90 adalah Bravo berarti “Yang Terbaik” dan 90 berarti tahun pengukuhan pasukan ini.
Satuan Bravo 90 merupakan pasukan yang beroperasi untuk melumpuhkan alutsista musuh serta beroprasi dalam antiteror pembajakan udara dan juga sering ikut serta dalam operasi gabungan TNI dalam hal menjaga objek vital Negara.
Dalam pembentukannya, Satuan Bravo 90 juga memiliki 3 Detasemen yang terdiri dari; Den 901 merupakan pasukan yang memiliki spesialis intelijen, kemudian Den 902 bantuan teknik khusus, serta Den 903 yang merupakan satuan aksi khusus.
Pembentukan pasukan ini terbilang muda, karena baru di bentuk pada tahun 1990 dan terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI AU. Pembentukan Satuan Bravo 90 ini berasal dari ide seorang Jenderal bernama Jenderal Guilio Douchet yang mengatakan “Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsistanya di darat daripada harus bertempur di udara”, jelasnya.
Pendidikan Satuan Bravo mengambil waktu selama 6 bulan yang diselenggarakan di Pusdiklat Paskhas atau Satuan Pendidikan Khussus, Satdik 02 kemudian dilanjut Satdik 03 Khusus. Calon anggota di uji melalui beberapa tahap, mulai dari tes IQ, kesehatan, serta keahlian khusus lainnya.
Pendidikan yang di berikan oleh pelatih datesemen ini pun berlangsung ketetat, tegas, dan keras. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan pasukan yang penuh perhitungan, cepat, cermat, dan juga tepat dalam melakukan tindakan.
Setelah selesai mengikuti pendidikan, para anggota Satuan Bravo ini memperoleh brevet bravo, Call Sign , lambang serta perlengkapan tempur yang memiliki standar Bravo lainnya. Pasukan dengan seragam baret jingga ini merupakan pasukan khusus yang di miliki oleh TNI AU yang bermarkas di Lanud Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Itulah sedikit ulasan singkat tentang Pasukan Bravo 90 yang merupakan salah satu pasukan khus atau pasukan elit yang dimiliki oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya TNI AU.