Pertempuran Ambarawa : Awal Langkah Jenderal Soedirman

Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa

Militer.ID – Setelah dikepung oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Magelang dan setelah gencatan senjata yang telah di mediasi oleh Presiden Sukarno, para tentara Sekutu secara diam-diam mundur dari Magelang untuk menuju ke Ambarawa. Adalah Letkol Sarbini beserta pasukannya yang kemudian melakukan pengejaran tersebut.

Kemudian, mereka dihadang oleh pasukan Angkatan Muda yang di bawah komando Oni Sastrohardjo. Dan ketika di Desa Ngipik, Temanggung, para tentara Sekutu pendapat penghadangan oleh pasukan Suryosumpeno. Para tentara Sekutu ini lalu mundur dan mencoba untuk menguasai dua desa di sekitar kawasan Ambarawa.

Pasukan Tentara Keamanan Rakyat di bawah komando Letkol. Isdiman selanjutnya berusaha untuk melakukan pembebasan terhadap dua desa yang dikuasai pasukan Sekutu tersebut, namun sayangnya Letkol. Isdiman gugur dalam pertempuran tersebut. Dan sejak gugurnya Letkol. Isdiman, Komandan Divisi V Banyumas, Kolonel Sudirman merasa sangat kehilangan salah satu perwira terbaiknya dan selanjutnya dia langsung ikut turut terjun ke lapangan untuk memimpin pertempuran itu.

Dengan kehadiran Kolonel Sudirman sangat memberikan nafas dan semangat tentunya kepada para pejuang. Dengan segera melakukan koordinasi terhadap satuan sektor-sektor komando, dilanjutkan dengan pengepungan terhadap kedudukan pasukan tentara Sekutu.

 

Kolonel Soedirman pada Pertempuran Ambarawa

Kolonel Sudirman menggunakan “Teknik Supit Urang“, yaitu melakukan pengepungan dan pembatasan dari kedua sisi kedudukan para pasukan tentara Sekutu. Selanjutnya melakukan serangan pendadakan secara serentak dari semua wilayah.

Dengan adanya bantuan yang datang dari Yogyakarta, Salatiga, Solo, Purwokerto, Temanggung, Banjarnegara, Magelang, Wonosobo, Semarang dan beberapa kota lain. Para Tentara Keamanan Rakyat yang datang dari berbagai wilayah itu hanya berbekal dengan persenjataan seadanya.

Tepat pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Sudirman melaksanakan rapat dengan para pimpinan sektor Tentara Kemanan Rakyat. Dan besoknya, pada tanggal 12 Desember 1945 tepat pukul 04.30 pagi, serangan dadakan pun dimulai. Awal serangan dimulai dari tembakan-tembakan mitraliur selanjutnya dilanjutkan oleh penembak karaben.

Pertempuran ini terjadi di Ambarawa. Selama satu setengah jam, jalan di kawasan Semarang-Ambarawa dikuasi oleh berbagai kesatuan Tentara Keamanan Rakyat. Pertem[uran Ambarawa terjadi sangat menegangkan.

Dukungan logistik dan komunikasi dengan pasukan pusat diputus. Dan setelah bertempur selama kurang lebih 4 hari, pada tanggal 15 Desember 15 Desember 1945 pertempuran itu berakhir. Dan Tentara Keamanan Rakyat berhasil merebut Ambarawa dan pasukan Sekutu mundur ke Semarang.

Dan atas keberhasilan pada pertempuran itu, selanjutnya diperingati sebagai HJK atau dikenal sebagai Hari Juang Kartika atau sebelumnya diketahui sebagai Hari Infanteri.

Sumber : Ardian Kresna. 2011. Soedirman Bapak Tentara Indonesia, Matapadi Pressindo.

Exit mobile version