Menjadi seorang prajurit tidak hanya harus memiliki kemampuan bertempur. Seorang prajurit harus dibekali dengan ilmu yang luas, tidak terkecuali dalam bidang elektronika seperti yang dipelajari dengan sangat dalam oleh Korps Elektronika TNI AL.
Korps ini adalah kecabangan dari TNI Angkatan laut, dengan mengemban tugas khusus dalam bidang elektronika, harus bisa memahami sepenuhnya tugas seorang Perwira Divisi Elektronika di KRI dan memiliki potensi disiplin ilmu serta teknologi.
Secara khusus para taruna calon perwira harus memahami mengenai teknik elektronika kapal perang TNI AL. Ini adalah tugas penting karena di dalam medan tempur yang sesungguhnya, pembagian divisi dengan tugasnya masing-masing harus bisa diandalkan.
Pendidikan dan Lattek Korps Elektronikan TNI Angkatan Laut
Bergabung menjadi bagian dari kecabangan TNI AL ini tidak mudah. Para calon perwira harus memenuhi pendidikan taruna korps terlebih dahulu hingga harus mampu melaksanakan tugas sebagai seorang asisten kepala divisi di KRI yang handal dan professional, memiliki jiwa juang, disiplin tinggi, kerja keras, dan kerja cerdas sesuai ilmunya.
Pemahaman mengenai kapal perang harus benar-benar bisa dikuasai guna melaksanakan tugas mereka di dimasa yang akan datang. Sementara proses pendidikan akan dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari pengajaran, pendidikan serta pengasuhan yang efektif dan efesien.
Latihan dan Praktek (Lattek) sistem kontrol dan integrasi juga harus dilalui oleh para calon perwira atau yang masih taruna. Beberapa kali Lattek dilakukan di VEDC (Vocational Education and Development Center), salah satu lembaga yang bekerjasama dengan AAL dan sudah sangat terpercaya, lokasinya ada di Malang.
Lattek biasa dilakukan dalam jangka waktu 25-30 hari, bertujuan untuk membekali para taruna kemampuan serta keterampilan dalam bidang pengendalian menggunakan mikroprosesor dan mikrokonroler yang saat ini telah digunakan di dalam teknologi modern kapal perang. Sistem pengendalian kapal perang modern sudah terintegarasi dengan baik dengan komponen mekanik.
Tidak semua TNI bisa memahami ini, sehingga Korps Elektronika akan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran serta praktek ilmu tersebut.
Lattek sistem kontrol dan integrasi yang dilakukan oleh para taruna Korps Elektronika juga dimaksud agar para taruna bisa menerapkan teori yang sudah didapatkan selama masa pembelajaran di dalam kelas yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk praktek yang meliputi bahasa pemrograman mikroprosesor, mikrokontroler, programmable logical control (PLC), sistem komunikasi data dan interface serta beberapa software lainnya. Taruna akan mengaplikasikan penerapan teori ke dalam sebuah rancang bangun alat atau pun hasil karya.
Selain itu, lattek juga dilakukan agar bisa memberikan bekal pada penguasaan materi pokok mengenai korps, agar pada masa mendatang saat taruna sudah mendapatkan penugasan mereka dapat mengemban tugas serta tanggung jawab dengan baik.
Makna penting lain dari pelaksanaan program lattek sistem kontrol dan integrasi bagi TNI AL pada umum nya serta AAL secara khusus di dalam proses pemberian bekal kemampuan pada profesi para taruna yang akan menjadi calon pemimpin TNI dan juga TNI AL di masa mendatang.
Ada beberapa hal yang nantinya harus bisa taruna lakukan, seperti menyelenggarakan penelitian serta mengembangkan guna mengimplementasi bidang teknik elektronika kapal perang, menyelenggarakan tugas pengabdian pada masyarakat khsususnya dalam bidang teknik elektronik yang sudah terintegrasi dengan pembangunan nasional, dan juga melaksanakan sistem manajemen pendidikan yang akan mengacu pada perkembangan dan juga perubahan ilmu pengetahuan dan alutsitas TNI AL.
Tidak akan mudah menjadi seorang prajurit dan bagian dari kecabangan TNI AL, mengingat tugas yang akan dilaksanakannya juga sangat beresiko sehingga pendidikan yang dilalui harus sepenuhnya dapat dikuasai baik secara teori maupun praktek ilmu.