Seorang prajurit disiapkan tidak hanya untuk bertempur di lapangan, ada banyak tanggung jawab lain yang perlu dimiliki. Sehingga, pembagian cabang pun dilakukan guna fokus pengerjaan tugas, seperti halnya korps atau kecabangan kesehatan militer yang berada di bawah TNI Angkatan Darat. Sesuai penamaannya, kesehatan militer akan memiliki kemampuan dalam masalah penanganan kesehatan.
Kemampuan dan Tanggung Jawab Kesehatan Militer
Kecabangan TNI AD ini memiliki tanggung jawab khususnya dalam pembinaan kesehatan para prajurit, PNS, TNI AD dan juga keluarganya. Mereka harus benar-benar memastikan bahwa prajurit, PNS, TNI AD dan juga keluarganya sehat baik secara fisik, jiwa dan juga sosial, khususnya lagi pada prajurit yang harus siap turun ke medan pertempuran.
Karena bagaimanapun juga jika ternyata seorang prajurit memiliki masalah kesehatan yang mengganggu pada fungsi tubuh serta menurunkan kualitas fisiknya, ia tidak akan mampu melaksanakan tugas dengan baik.
Pada tingkat pusat serta daerah, ada satuan kesehatan yang operasinya akan dikendalikan oleh setiap pimpinan dan kesehatan kostrad, kopassus dan juga kodam. Sementara itu, pada masing-masing kesdam akan ada rumah sakit sesuai dengan tingkatannya. Mulai dari rumah sakit tinggkat I sampai IV dan juga ada poliklinik induk, pembantu serta pusat kesehatan.
Untuk lembaga pendidikannya guna pembentukan personel dari kesad yaitu ada di Pusat Pendidikan Kesehatan yang ada langsung di bawah kendali Kodiklat TNI AD. Disini para calon kesad akan mendapatkan pendidikan khusus agar bisa menghasilkan personel yang memiliki berbagai macam kemampuan khusus dalam bidangnya.
Secara keilmuwan seorang dokter militer dan dokter umum mungkin akan sama. Mereka akan belajar sesuai dengan standar keilmuwan seorang spesialis. Namun akan ada yang berada saat pelaksanaan tugasnya.
Seorang korps dari kesehatan militer nantinya akan melakukan sebagai dokter militer dengan menjalankan tugas mengobati menggunakan hati bukan hanya sekedar dibayar. Kenapa? Karena akan berbeda dengan dokter umum yang akan memeriksa pasien tanpa ada hubungan sama sekali.
Seorang dokter militer nantinya malah akan mendapatkan pasien kebanyakan dari anak buahnya, teman satu korpsnya. Dengan begitu, ia memiliki ikatan bati tersendiri karena pernah berada diposisi yang sama.
Sementara untuk proses pendidikannya, mereka juga secara disiplin akan dididik bersama dengan calon perwira lain selama 7 bulan, ini merupakan pendidikan khusus yang wajib dilalui semua perwira. Setelah berhasil melewati proses pelatihan selama 7 bulan lamanya, maka para perwira akan langsung dilantik menjadi perwira TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Jika sudah memasuki pangkat letnan dua atau perwira remaja, maka perwira yang masuk di angkatan 3 akan berpisah kemudian mendapatkan pendidikan sesuai dengan matranya masing-masing selama 3 sampai 5 bulan. Bagi para TNI AD biasanya mereka akan melakukan pendidikan di Pusdikes TNI AD. Setelah selesai pendidikan maka para perwira remaja sudah dianggap siap untuk masuk dalam penempatan serta penugasan khusus.
Bagi para dokter TNI AD, mereka akan menempati beberapa satuan di TNI AD, misalnya seperti kopassus, kostrad dan Rumah Sakit AD. Tidak jarang penugasan pun dalam bentuk bakti sosial pada masyarakat guna mendukung kesehatan masyarakat. Dokter militer juga akan dikirim ke beberapa wilayah yang mengalami bencana alam.
Banyak sekali memang kecabangan dari TNI AD yang jarang diketahui masyarakat pada umumnya. Karena yang terlihat di mata masyarakat TNI adalah prajurit yang siap bertempur secara fisik, namun disamping itu ada prajurit lain yang ternyata memiliki kemampuan khusus dalam bidangnya.