Militer.id – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau biasa disebut dengan singkatan TNI-AL merupakan bagian dari TNI yang merupakan cabang angkatan perang dan memiliki tanggung jawab dalam kegiatan operasi pertahanan negara RI di lautan. 10 September 1945 merupakan tanggal dan taun terbentuknya TNI-AL yang sebelumnya bernama Badan Keamanan Rakyat atau BKR Laut.
Pasukan ini dibagi menjadi 2 kekuatan armada, yairu dibagian Barat yang berada di wilayah Tanjung Priok dibagian Timur yang berada di wilayah Tanjung Perak, ditambah dengan Komando Lintas Laut Militer atau disingkat (Kolinlamil). Sementara itu, di dalam TNI-AL sendiri dibagi menjadi beberapa kecabangan yang salah satunya adalah Korps Suplai.
Kualifikasi Korps Suplai TNI Angkatan Laut
Sebelum mengetahui lebih jauh mengenai apa yang dilakukan oleh Korps Suplai, penting sekali untuk tahu bawa sekelompok pasukan dibentuk tidak hanya untuk berperang dalam medan tempur secara fisik. Karena disamping itu ada permasalahan lain yang juga harus didukung untuk diselesaikan dengan orang-orang berkompeten di bidangnya.
Seperti halnya Korps Suplai, salah satu kecabangan TNI-AL ini diwajibkan memiliki kemampuan dasar dalam prosedur administrasi, dapat memahami bagaimana tugas seorang Perwira Keuangan, bagaimana perbekalan yang benar, bagaimana memahami masalah Kesekertariatan, bagaimana cara kerja seorang Perwira Administrasi Personel, tahu akan tugas seorang Kepala Departemen Logistik di KRI, serta memiliki pemahaman mendalam mengenai disiplin ilmu Ekonomi.
Korps Suplai pada umumnya akan bekerja dan berkecimpung dalam permasalahan yang cukup rawan serta menurut nilai moralitas dan profesionalisme yang tinggi saat mereka bertugas. Oleh sebab itu, untuk benar-benar menjadi bagian dari Korps Suplai para taruna harus mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan spesifikasinya.
Beberapa pelatihan teknis atau Lattek kerap dilakukan guna mengembangkan kemampuan para taruna. Misalnya saja Lattek dalam pengoperasian Aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi barang Miliki Negara (SIMAK BMN) dan Persediaan untuk para taruna Korps Suplai TNI-AL.
Dalam Lattek tersebut taruna akan mendapatkan pengetahuan lebih dalam mengenai mekanisme dan tata cara pengoperasian aplikasi SIMAK BMN dan Persediaan secara umum, misalnya bagaimana cara instalasinya, pengimputan datanya dan yang lainnya.
Selain itu, ada juga Lattek mengenai Perbankan dan Perpajakan yang diberikan kepada para taruna. Lattek biasanya akan dilakukan dalam waktu 2 hari dengan instruktur yang berkompeten dibidang nya.
Tujuaan Lattek tersebut untuk para taruna AAL adalah agar mereka dapat memahami, mepraktikan serta mengaplikasikan prosedur sistem Perbankan dan Perpajakan di Indonesia dengan benar, terutama di lingkungan TNI-AL.
Setelah selesai melakukan Lattek selama beberapa hari, selanjutnya para taruna AAL Koprs Suplai diharapkan bisa memahami secara keilmuan baik teori dan praktek dalam masalah perbankan dan pajak karena dalam Latteknya mereka benar-benar mendalami teori secara keseluruhan.
Lattek tersebut juga berhubungan langsung dengan program studinya, yaitu Manajemen Logistik dan Keuangan Matra Laut yang mempunyai kemampuan dalam pelaksanaan kepengurusan serta administrasi keuangan dan membuat pertanggungjawaban, dan harus mampu melaksanakan proses pengurusan dan administrasi bekal pada personel sesuai dengan prosedur pembekalan baik di darat maupun di kapal.
Selain itu taruna juga harus mampu melaksanakan pekerjaan administrasi secara umum sesuai dengan standar yang sudah ditentukan di lingkungan TNI, bisa paham betul bagaimana cara kerja menjadi Asisten Kepala Departemen Logistik di KRI, khususnya tipe MLRF atau Multi Role Light Fregat.
Kebanyakan masyarakat mungkin hanya mengetahui bahwa seorang TNI disiapkan secara fisik untuk melakukan tugas fisik juga. Namun, fakta nya masih banyak sekali aspek penting dalam pertahanan negara yang harus bisa dibenahi dengan baik, salah satunya keilmuan yang dipelajari oleh Korps Suplai dan tugas penting yang mereka laksanakan.