Militer.ID – Sebelum 17 Agustus 1945 Indonesia pernah menjadi negara yang dijajah oleh 6 negara, yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, Perancis, Inggris, dan Jepang. Selama masa penjajahan kehidupan rakyat Indonesia selalu dalam ketakutan, karena negaranya sedang dalam kuasa bangsa lain. Bahkan untuk berangkat ke sekolah mereka merasakan takut dan harus sembunyi-sembunyi, karena keberadaan penjajah dimana-mana. Indonesia tidak akan merdeka tanpa perjuangan rakyat Indonesia dalam membela negaranya. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta adalah orang yang paling dikenal jasanya dalam kemerdekaan Indonesia. Namun mereka tidak akan mungkin bergerak sendiri dalam memerdekakan negaranya. Ada beberapa orang yang mendukung mereka dalam membebaskan negaranya dari para penjajah. Tak terasa negeri kita telah merdeka selama 72 tahun lamanya. Berikut tokoh-tokoh yang membantu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta dalam menuntaskan penjajahan:
Sukarni
Seorang pahlawan Nasional yang lahir di Blitar Jawa Timur memiliki nama lengkap Sukarni Kartodiwirjo. Sejak kecil Sukarni dikenal sebagai sosok yang membenci Belanda.
Banyak kelompok aktivis kemerdekaan yang masih berusia muda, atau disebut golongan muda. Saat mendapat kabar bahwa Nippon telah tunduk terhadap sekutu pada 14 Agustus 1945, golongan muda mengusulkan agar proklamasi disegerakan untuk menghindari kesan bahwa kemerdekaan adalah hadiah dari Jepang.
Sukarni yang menjadi pimpinan kelompok pemuda, berinisiatif untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok Jawa Barat, agar mereka tidak terlalu lama berpikir untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Dalam kemerdekaan Indonesia, Sukarni memiliki amanat bersama dengan kelompok muda lainnya dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan. Yang kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 dibentuk Comite Van Aksi atau semacam panitia gerak cepat, yang tugasnya adalah menyebarkan kemerdekaan keseluruh Indonesia. Dan khusus untuk para pemuda dibentuk API (Angkatan Pemuda Indonesia).
Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah orang yang memperoleh berita menyerahnya Jepang kepada sekutu melalui siaran radio luar negeri pada tanggal 15 Agustus 1945.
Pasca kemerdekaan Syahrir diangkat menjadi perdana menteri pertama di Indonesia pada usia 36 tahun, sehingga Syahrir menjadi perdana menteri termuda di dunia. Syahrir dipercaya oleh Soekarno untuk mewakili Indonesia dalam perjanjian Linggarjati. Pada tahun 1948 Syahrir juga mendirikan partai Sosialis Indonesia.
Achamad Soebardjo
Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang termasuk dalam golongan tua. Achmad Soebardjo mewakili golongan tua untuk berdialog dengan golongan muda mengenai tentang rencana proklamasi. Dia juga berperan dalam menyusun naskah proklamasi bersama dengan Soekarno dan Hatta.
Achmad Soebardjo diangkat menjadi menteri luar negeri dan menjadi duta besar Swiss pasca proklamasi. Achmad Soebardjo memeperoleh gelar Meester in the Rechaten, yang didapat dari universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.
Wikana
Wikana adalah salah satu tokoh yang hilang dan diduga terbunuh pada saat tragedi pembantaian G-30SPKI.
Dalam peristiwa proklamasi 1945 Wikana memiliki peran yang sangat penting, karena berkat koneksinya di Angkatan Laut Jepang atau Kaigun, perumusan naskah proklamasi dapat dilakukan di rumah Laksamana Maeda didaerah Menteng. Wikana juga yang mengatur semua keperluan untuk pembacaan naskah proklamasi di kediaman Bung Karno di jalan Pegangsaan Timur 56.
Wikana menjadi menteri negara urusan pemuda dalam kabinet Sjahrir kedua dan ketiga pada saat pasca proklamasi. Setelah peristiwa Madiun 1948 jalan terang hidup Wikana mulai meredup dan posisinya sebagai Gubernur Militer wilayah Surakarta digantikan oleh Gatot Subroto.
Yusuf Ronodipuro
Joesoef Ronodipoero atau Yusuf Ronodipuro adalah seorang duta besar Indonesia, yang pada awalnya dikenal sebagai penyiar kemerdekaan RI secara luas. Yusuf dianggap sebagai tokoh pahlawan Indonesia, karena perannya dalam menyiarkan Kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh dunia ketika dirinya bekerja di radio Hoso Kyoku.