Militer.ID – Desa Penggarit, Pemalang, Jawa Tengah menjadi basis perjuangan dari pasukan Coprs Mariniers (CM) sekarang Korp Marinir dan Corps Armada (CA) IV di Tegal, yang ketika itu bernama Resimen Samodra. Didesa dan makam ini pula, menjadi saksi keberanian para pendahulu prajurit Marinir yang bertempur melawan pasukan Belanda.
Ketika Agresi Militer Belanda II berlangsung, pasukan Resimen Samodra dipimpin oleh Mayor R. Soehadi dengan wakil Kapten Ali Sadikin mendapat perintah dari MBKD melalui Divisi III untuk meninggalkan Temanggung dan parakanmerebut wilayah yang disebut dengan “Sub Wehrkreise Slamet-V (SWKS V) yang meliputi Pemalang – Pekalongan hingga Batang.
Pasukan segera melakukan ‘wingate action’, dengan gerakan perembesan menuju daerah yang menjadi tanggungjawabnya. Pergerakan pasukan ini melewati pegunungan mulai Sindoro, Prau, Rogo Jembangan hingga Gunung Slamet.
Januari 1949, seluruh pasukan telah sampai di daerah Watukumpul, Pemalang Selatan di kaki Gunung Slamet. Disinilah terjadi pertempuran sengit antara para pejuang dengan tentara Belanda yang selanjutnya terkenal dengan sebutan Pertempuran Watukumpul.
Setelahnya, pasukan ini juga gerilya dengan melakukan penghadangan dan penyergapan pasukan Belanda, diantaranya; membersihkan pasukan Belanda di desa Beji, penyergapan patroli Belanda di desa Jatibarang, penyerbuan pertama ke kota Pemalang dan penghadangan konvoi Belanda di Padeksan pada bulan Maret 1949.
Selain itu Pasukan ini juga melakukan pertempuran dalam rangka Gerakan Pembersihan Tentara Pendudukan Belanda I, II, dan III yang dilakukan hampir secara berurutan antara daerah Randudongkal dan Pangiringan pada Maret 1949.
Akhir Maret 1949, Pasukan CM menempatkan kekuatan induknya di desa Penggarit, Pemalang, untuk konsolidasi dan menyusun kekuatan. Kosentrasi pasukan di Penggarit ini, segera tercium Belanda. Bulan April 1949, tentara Belanda dengan kekuatan yang cukup besar menyerbu Penggarit dengan menggelar operasi pembersihan kampung Penggarit.
Pertempuran pun meletus dengan sengitnya dan berlangsung dari pagi hingga petang hari. Korban berjatuhan di kedua belah pihak.
Menjelang sore, Belanda menarik mundur pasukannya karena melihat korban di pihaknya lebih banyak. Pasukan Belanda mundur dengan membawa kekalahan.
Selain Penggarit, dua daerah lain yang diserbu Belanda yakni Wirodeso dan Petarukan juga dapat dipertahankan berkat bantuan pasukan Grup A CM-CA IV.
Sumber: Instagram @matapadi