Militer.ID – Demi menjaga pertahanan sebuah kesatuan negara dari ancaman yang tidak diinginkan, suatu negara akan membuat sebuah pasukan khusus. Beberapa diantaranya akan menjadi paling diunggulkan karena memiliki skill melebihi prajurit biasa. Sama halnya seperti di Indonesia, pasukan khusus disiapkan dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing. Salah satu pasukan yang paling diunggulkan adalah Denjaka atau Detasemen Jala Mangkara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
Denjaka bukanlah pasukan yang sembarangan, prajurit di dalamnya merupakan gabungan dari pasukan elit TNI AL Kopaska dan Taifibi. Pembentukan Denjaka berdasarkan instruksi dari Panglima TNI di masa lalu pada tahun 1984. Istimewa dari pasukan ini selalu digadang-gadang bahwa pada 1 personil Denjaka sama dengan 120 orang prajut TNI biasa.
Baca Juga
- Mengenal Komando Pasukan Katak TNI AL
- Mengenal Satuan Bravo 90: Pasukan Elit TNI AU
- Istimewanya 4 Pasukan Elit Indonesia, Dari Anti Teror Sampai Penyamar Terbaik Tanpa Jejak
Pendidikan Keras dan Superketat Menjadi Denjaka
Dengan statemen “1 orang=120 orang”, artinya tidak mudah menjadi seorang Denjaka. Bahkan katanya dari ratusan prajurin yang mendaftar hanya 50 orangan saja yang memenuhi kualifikasi penuh menjadi anggota pasukan khusus tersebut.
Pendidikan untuk bisa benar-benar menjadi seorang Denjaka tidaklah mudah. Mereka akan mendapatkan pelatihan keras yang biasa dilakukan di Kawah Candradimuka, Situbondo. Bahkan tahun-tahun sebelumnya tidak sedikit prajurit yang gagal dalam proses pendidikannya, dan hanya belasan saja yang diterima. Bagi yang tidak berhasil dan gugur akan kembali lagi ke kesatuan sebelumnya. Sementara jika prajurit berhasil masuk ke seleksi tahap 2 pun tidak semuanya bisa lolos. Ya, pendidikan yang superketat dan superkeras ini harus dilakukan guna menjadi pasukan yang diunggulkan negara.
Selain harus kuat secara fisik, para calon anggota Denjaka pun dituntut harus mempunyai IQ tinggi. Kenapa? Ini karena pasukan elit Denjaka akan sering digunakan dalam masalah penyusupan di daerah operasi sehingga mereka harus bisa mengatasi masalah dengan cepat, baik secara individu maupun secara kelompok.
Selama dalam proses pendidikan, calon anggota hanya akan mendapatkan teori di dalam kelas 20% saja, selebihnya mereka akan berlatih langsung di dalam hutan, laut dan udara. Ini karena mereka harus paham secara praktek bukan modal teroris yang nantinya akan sangat berguna untuk menjalankan misi rahasia secara sempurna.
Tidak mudah untuk bisa mendapatkan pelatihan dengan nilai sempurna, mereka harus mendapatkan pendidikan superketat dank eras, melakukan penyusupan dengan terjun payung, bergerak dengan cepat di dalam laut dan bertahan hidup di daratan. Terpaan ombak di Laut Banyuwangi yang baisanya menghanyutakan perahu para nelayan harus bisa di atasi, mereka harus bertahan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan anggota lainnya. Bahkan mereka kerap dilatih dengan kaki dan tangan yang terikat. Sangat berat sekali bukan
Setelah berhasil melawan ganasnya ombak dilautan, hal selanjutnya yang perlu calon anggota lakukan adalah bertahan hidup di dalam hutan, perbekalan yang diberikan pada para anggota pelatihannya hanyalah garam saja. Bahkan air minum pun tidak dibekali. Mereka benar-benar harus mencari sendiri di dalam hutan. Sementara proses pelatihannya biasanya dilakukan di Alas Purwo.
Tepat di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup selama berhari-hari. Tak jarang mereka memutuskan untuk berburu binatang buas, seperti ular. Namun kalau mereka hanya mampu menangkap seekor monyet, maka binatang itulah yang akan menjadi santapannya.
Tapi bukan hanya sampai disitu saja, ada latihan udara yang harus dilalui para prajurit. Ya, mereka akan melakukan terjun payung di atas udara. Mereka diharuskan terjun bebas pada malam hari, tujuannya adalah agar bisa memberikan pelatihan pada mereka jika sewaktu-waktu harus masuk ke lokasi musuh pada malam hari mengunakan parasut. Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang Denjaka seperti penggunaan kompas yang tepat sasaraan. Biasanya proses pelatihan menggunakan kompas akan dilakukan di Banyuwangi sampai ke Surabaya.
Bagaimana, cukup sulit bukan untuk menjadi bagian dari pasukan Denjaka yang sudah terkenal dengan kegagahannya? Sesulit itu pendidikannya, namun akan lebih sulit lagi saat mereka mendapatkan misi khusus kenegaraan. Sehingga sudah sangat jelas, prajurit Denjaka patut menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.