Militer Indonesia: Sejarah Singkat, Alutsista, dan Kekuatan

militer indonesia

Militer Indonesia atau sering juga disebut sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI), memiliki tanggung jawab terhadap keamanan, pertahanan, dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tanggung jawab ini sudah dijelaskan dengan sangat detail, di dalam Undang-Undang No. 34 tahun 2004 tentang TNI.

Namun yang penting untuk diperhatikan, TNI tidak hanya bertanggung jawab terhadap operasi militer saja. Melainkan juga operasi non militer. Mulai dari mengamankan Presiden (RI1) dan Wakil Presiden (R2) beserta keluarganya, menjaga wilayah perbatasan, hingga menjaga objek vital nasional yang dianggap strategis.

Selain itu, TNI juga bertanggung jawab dalam menjaga perdamaian dunia, yang tentunya berdasarkan pada kebijakan politik luar negeri Indonesia. Pada intinya, TNI merupakan salah satu elemen penting yang dimiliki oleh NKRI.

Di artikel kali ini, kami akan membahas lebih detail tentang militer Indonesia (TNI). Mulai dari sejarah singkat, alutsista, hingga seperti apa peta kekuatannya.

Baca juga: 

militer Indonesia
Militer Indonesia (Sumber: jpnn)

Sejarah Singkat

Kalau ingin ditelaah lebih detail, milter Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Anda akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mengetahui seperti apa seluk-beluknya. Maka dari itu, di sini kami akan memaparkan secara singkat tentang sejarah militer Indonesia, dimulai dari asal-muasal terbentuknya.

Militer Indonesia atau TNI lahir pada masa perjuangan bangsa Indonesia, ketika ingin mempertahankan kemerdekaan dari penjajah Belanda.

Pada waktu itu, kurang lebih beberapa bulan setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda ingin merebut kembali Indonesia dengan cara kekerasan, atau menggunakan senjata.

Aksi Belanda inilah yang kemudian memunculkan perlawanan dari Indonesia, yakni dari orang-orang yang tergabung di dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Pada tanggal 5 Oktober 1945, BKR berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 23 Januari 1946, TKR juga berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

Barulah pada tanggal 3 Juni 1947, Presiden Soekarno mengesahkan nama militer Indonesia menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada tahun 1949 – 1950, TNI dan KNIL (Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger) atau tentara kerajaan Hindia Belanda, sempat bergabung menjadi satu kesatuan dengan nama Angkatan Perang RIS (APRIS). Penggabungan ini dilakukan bersamaan dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS), yakni di rentang waktu yang sama (1949 – 1950).

Pada intinya, sejak awal berdirinya hingga saat ini, TNI sudah menghadapi banyak tantangan. Baik itu yang berasal dari luar maupun dalam negeri.

Beberapa Tantangan Militer Indonesia

Dari luar negeri, TNI berhasil menghalau Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947 – 5 Agustus 1947, dan Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 – 20 Desember 1948.

Dari dalam negeri, TNI berhasil menggagalkan dan menumpas banyak pemberontakan sebagai berikut:

1950

1958

1965

Sekedar informasi, pada tahun 1962, TNI pernah bergabung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).

Dimana keduanya sama-sama berada di bawah naungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Salah satu tujuan penggabungan keduanya adalah, ingin mengoptimalkan efektifitas dan efisiensi angkatan bersenjata di Indonesia pada waktu itu.

Namun sayangnya, hal tersebut mengalami berbagai macam hambatan dan rintangan.

Hingga pada akhirnya, pada tanggal 1 April 1999, TNI dan POLRI resmi berpisah, dan ABRI kembali berubah nama menjadi TNI.

Ketika artikel ini dipublikasikan, TNI dipimpin oleh seorang panglima yang membawahi 3 matra atau angkatan yaitu; TNI Angkatan Darat (TNI – AD), TNI Angkatan Laut (TNI – AL), dan TNI Angkatan Udara (TNI – AU).

Di bawah ini adalah daftar terupdate para pimpinan TNI:

Alutsista Militer Indonesia

Alutsista merupakan akronim dari Alat Utama Sistem Senjata, yang berfungsi untuk menjaga pertahanan dan kedaulatan di suatu negara.

Bisa dikatakan bahwa alutsista merupakan salah satu tolok ukur kekuatan militer di suatu negara.

Semakin lengkap dan modern alutsista yang dimiliki oleh suatu negara, maka negara tersebut akan semakin optimal dalam menjaga pertahanan serta kedaulatannya.

Hal inilah yang membuat beberapa negara kuat di dunia, mengupayakan agar bisa memiliki alutsista yang mumpuni.

Di Indonesia, fungsi dan jenis alutsista sudah diatur dengan sangat detail di dalam Peraturan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI). Antara lain:

1 – Peraturan Kemhan RI Nomor 17 Tahun 2014

Dikatakan bahwa alutsista TNI merupakan peralatan utama maupun pendukung, yang berfungsi sebagai sistem senjata, yang mampu membantu melaksanakan tugas pokok TNI.

2 – Peraturan Kemhan RI Nomor 4 Tahun 2019

Alutsista juga telah dianggarkan di dalam APBN, yang dalam hal ini ditujukan kepada Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Mengenal 3 Produsen Alutsista Dalam Negeri

Berikut ini kami akan menjelasakan secara ringkas, tentang 3 produsen alutsista lokal yang menyuplai alutsista untuk Indonesia.

1 – PT Pindad

Produsen alutsista lokal yang pertama adalah PT Pindad. PT Pindad pada awalnya dikenal dengan nama Pabrik Senjata Kiaracondong.

Namun pada tahun 1948, namanya diganti menjadi Leger Productie Bedrijven (LPB). Selang 1 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1949, nama LPB kembali diganti menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM).

Nama PSM ini juga tidak bertahan lama. Karena pada tahun 1958, kembali diganti menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD).

Barulah pada tahun 1962, nama Pabal AD diganti menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad).

Pada tanggal 29 April 1983, Pindad secara resmi dinyatakan sebagai Perseroan Terbatas (PT), yang berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

Dilansir dari situs resminya, PT Pindad menyediakan berbagai produk dan jasa seperti senjata, alat berat, infrastuktur perhubungan, layanan pertambangan, hingga cyber security.

PT Pindad secara khusus menyuplai alutsista untuk Angkatan Darat. 

2 – PT Dirgantara Indonesia

Berikutnya ada PT Dirgantara Indonesia.

Pada tahun 1976, PT Dirgantara Indonesia dikenal dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yang Presiden Direkturnya adalah B.J. Habibie.

Pada tahun 1985, namanya diganti menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Barulah pada tanggal 24 Agustus 2000, IPTN berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia seperti yang kita kenal sekarang ini.

Dilansir dari situs resminya, PT Dirgantara Indonesia secara khusus menyuplai alutsista untuk Angkatan Udara.

3 – PT PAL

Terakhir adalah PT PAL.

Pada awalnya, PT PAL dikenal dengan nama Marine Establishment (ME), yang pada waktu itu masih berada di bawah naungan Pemerintah Belanda.

Pasca kemerdekaan Indonesia, ME langsung diambil alih, dan namanya diganti menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL).

Pada tanggal 15 April 1980, PAL secara resmi dinyatakan sebagai Perseroan Terbatas (PT).

Dilansir dari situs resminya, PT PAL secara khusus menyuplai alutsista untuk Angkatan Laut.

Peta Kekuatan Militer Indonesia

Beberapa dari Anda mungkin ada yang bertanya-tanya:

“Di tahun 2022 ini, militer Indonesia berada di rangking atau peringkat ke berapa?”

Global Firepower atau yang sering disebut sebagai GFP, membuat rangkuman tentang daftar kekuatan militer dari 142 negara di dunia.

Berdasarkan data GFP per tahun 2022, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat ke-15 dari 142 negara, dengan PowerIndex Score sebesar 0,2251. Indonesia berhasil menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di kawasan Asia Tenggara.

Adapun negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia, masih ditempati oleh Amerika Serikat dengan Power Index Score sebesar 0,0453. Sekadar informasi, Power Index Score terbesar versi GFP adalah 0,0000. Dan Amerika Serikat merupakan negara yang kekuatan militernya mendekati angka tersebut.

Dalam melakukan pemeringkatan kekuatan militer di suatu negara, GFP menggunakan beberapa faktor sebagai berikut:

Militer Indonesia


Kesimpulan

Di akhir artikel ini, kami ingin memberikan opini tentang seperti apa pandangan dunia terhadap negara Indonesia secara umum, dan kekuatan militer Indonesia secara khusus.

Selain berada di peringkat ke-15 GFP, setidaknya ada 3 faktor yang membuat negara-negara di dunia memperhitungkan Indonesia, sehingga mereka enggan menyerang NKRI.

Pertama, Indonesia memiliki jumlah populasi yang sangat banyak. Yakni sebanyak 273 juta jiwa (data Kemendagri per tanggal 30 Desember 2022).

Selain itu, masyarakat Indonesia juga dikenal sangat loyal, dan siap membela negara dari ancaman asing. Hal ini sudah terbukti dengan bersatu padunya masyarakat Indonesia, ketika memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah Belanda maupun Jepang.

Kedua, Indonesia bergabung dan bahkan menjadi pelopor Gerakan Non Blok. Yakni gerakan dimana anggota (negara) di dalamnya tidak berafiliasi kepada negara besar manapun.

Hal ini membuat Indonesia memiliki hubungan baik dengan banyak negara. Sehingga jika ada negara yang menyerang Indonesia, negara tersebut tidak hanya akan berhadapan dengan Indonesia. Melainkan juga dengan negara-negara lain yang memiliki hubungan baik dengan Indonesia.

Ketiga, Indonesia memiliki perekonomian yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Ya. Indonesia memang pernah mengalami krisis ekonomi yang sangat parah, seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008.

Namun krisis ekonomi tersebut mampu ditangani dengan cukup baik. Saat ini perekonomian Indonesia secara umum sudah pulih sedikit demi sedikit. Terbukti dengan banyaknya negara asing yang tergiur untuk berinvestasi di Indonesia. Beberapa negara bahkan ada yang menjadikan masyarakat Indonesia sebagai target market bisnisnya.

Terakhir, khusus untuk kekuatan militer Indonesia, kami optimis bahwa pada tahun 2045 mendatang (100 tahun Indonesia), kekuatan militer Indonesia bisa berada di posisi 5 besar dunia.

Exit mobile version